JAKARTA, CEKLISSATU - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih melakukan sinkronisasi data terbaru yang dimiliki PT Kereta Api (Persero) dan PT Industri Kereta atau Inka terkait dengan pengadaan impor KRL bekas dari Jepang.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini pihaknya dalam tahap pengecekan kapasitas produksi INKA untuk memenuhi kebutuhan peningkatan penggunaan kereta api di Indonesia.

Erick juga meminta PT KAI dan PT KCI selaku anak usaha, untuk mengkaji ulang jumlah penumpang KRL pasca pandemi Covid-19.

"Nah, kalau data ini sudah keluar, baru kita bisa sinkronkan. Jadi bisa ada keputusan, berapa yang dalam negeri bisa buat, berapa yang impor," ucap Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 25 Mei 2023.

"Jadi bukan karena ribut impor apa produksi dalam negeri, tapi tanpa solusi buat masyarakat pengguna kereta yang akhirnya berhimpit-himpitan. Kan mesti ada solusinya," tegas Erick Thohir.

Selain itu, Kementerian BUMN juga membuka opsi menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) ke INKA tahun depan untuk menggeber produksi KRL. 

"Salah satu yang kami usulkan tambahan suntikan modal di tahun 2024. Salah satunya PMN untuk INKA, Rp 1,5 triliun kalau tidak salah, asal konteksnya memperbesar produksi," ujarnya.