JAKARTA, CEKLISSATU – Kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) membuat negara tak boleh terlalu bergantung terhadap dolar AS.

Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim saat menyoroti China yang memperkuat Petro Yuan dan berupaya untuk lepas dari dolar AS.

"Saya setuju, kita tidak boleh hanya bergantung pada dolar. Dia mesti basket of currency. Ada periode lead 90's yen meningkat. Sekarang yuan meningkat. Jadi kalau kira mau terus melepaskan dolar itupun berisiko juga," ujar Anwar, di Jakarta, Senin 9 January 2023. 

Menurutnya Anwar, suatu negara tidak serta merta bisa terlepas sepenuhnya dari dolar AS karena masih ada resiko besar yang menanti. Ia mengatakan lebih baik menerapkan basket of currency, atau menggunakan lebih dari satu mata uang.

Baca Juga : Viral, Dua Mahasiswa UNISBA Diserang Kelompok Pemotor Hingga Luka-luka

"Saya bukan expertise dalam hal ini, itu urusan banker. Tetapi bagi saya kita harus mengambil kira pandangan mereka dan sejauh mana dalam past of currency ini untuk kita gunakan yuan, yen, dolar umpamanya atau dolar. Ini yang disebut past of currency dan tidak totally dependen the dolar," ujar Anwar.

Hal tersebut sangat penting untuk memperkuat hubungan RI-Malaysia melalui serangkaian kolaborasi, seperti lewat sektor kelapa sawit dan renewable energy atau energi terbarukan.

"Kita, terutama Malaysia sebagai negara kecil, harus pastikan hubungan kita pertama bersama Indonesia atau ASEAN kompak kuat, tetapi hubungan kita dengan barat dan China harus baik. As a trading nation," tutup Anwar.