BOGOR, CEKLISSATU– Pengamat Politik Universitas Djuanda, Gotfridus Goris Seran menyampaikan peta koalisi Pilkada Bupati Bogor 2024 semakin jelas pasca Partai Gerindra resmi menentukan Rudy Susmanto sebagai Calon Bupati Bogor.

 
Menurut dia, Rudy sebagai representasi kekuatan Hambalang (Prabowo Subianto.red) kemungkinan besar akan menjadi magnet bagi Partai Politik untuk bergabung ikut mendukung.

Seran menyampaikan, sejak nama Rudy Susmanto masuk bursa calon bupati dari Gerindra, partai-partai politik lainnya menghitung ulang untuk mendukung Calon Bupati di Pilkada, termasuk menghitung ulang untuk mengalihkan dukungan dari  Jaro Ade yang pernah menjadi Calon Bupati pada Pilkada 2018 yang lalu.

Menurutnya, sosok Rudy Susmanto bisa membuat partai-partai lainnya untuk mengagregasi atau mengumpulkan partai-partai yang masih pilih-pilih calon Bupati.

Baca Juga : Polsek Parung Panjang Berikan Penyuluhan Mencegah Radikalisme dan Bullying ke Murid dan Guru

Gerindra yang memastikan mengusung Rudy Susmanto sebagai calon F1 mengubah partai-partai politik di luar Gerindra dan Golkar untuk bergabung jadi mitra koalisi. Ada kecenderungan partai-partai politik mulai mengagregasi dengan Gerindra,” kata dia, Rabu 17 Juli 2024.

Seran menjelaskan, koalisi KIM di Pilpres dipastikan pecah di Pilkada Kabupaten Bogor karena “nafsu” menjadi Calon Bupati Bogor yang belum luntur pada diri Ade Ruhandi alias  Jaro Ade.

Namun, beda dengan Gerindra yang meraih 12 kursi dan cukup untuk mengusung pasangan calon, Golkar masih harus tertatih-tatih meyakinkan partai lain untuk berkoalisi. Golkar hanya meraih 7 kursi DPRD Kabupaten Bogor alias masih kurang 4 kursi lagi untuk bisa mengusung pasangan calon kepala daerah di Pilkada Kabupaten Bogor.

 Jaro Ade, kata Seran, akan cenderung memilih Wakil dari partai koalisi yang memiliki kursi terbanyak kedua di koalisinya seperti Demokrat.

“Jaro Ade akan meyakinkan Demokrat yang mungkin mengajukan Dede Candra Sasmita sebagai F2 atau PDIP yang akan menyodorkan figur calonnya sebagai F2,” jelas dia.

“Golkar harus memastikan Parpol lain untuk memenuhi syarat pencalonan dengan menawarkan posisi F2,” tegas dia.