JAKARTA, CEKLISSATU - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, agar ASEAN dapat tetap menjaga 'budaya damai' sebagai DNA ASEAN.
Hal itu dikatakannya saat perayaan ASEAN Day ke-57 di ASEAN Headquarters, Jakarta, pada Kamis 8 Agustus 2024.
“ASEAN telah memainkan peran pentingnya dalam menjaga perdamaian, stabilitas dan juga kemakmuran di kawasan ini," kata Retno.
Baca Juga : Kemenlu Sebut Festival Asia Afrika 2024 jadi Pengingat Masih Banyak PR, Salah Satunya Ini
Retno mengatakan, pertumbuhan di kawasan tetap stabil di angka 4,5%, bahkan lebih besar dari pertumbuhan global.
Dana Moneter Internasional memperkirakan adanya pertumbuhan yang lebih signifikan lagi dari Kawasan ini di masa yang akan datang, mengingat peran pentingnya sebagai hub perdagangan dan inovasi teknologi dunia.
Namun demikian, dia mengingatkan ASEAN untuk tidak berpuas diri terhadap capaian saat ini. lebih jauh, Menlu Retno menyampaikan tiga hal yang perlu dijaga ASEAN agar budaya damai tetap jadi DNA ASEAN.
Baca Juga : Presiden Jokowi Bertemu Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Menlu Retno Marsudi Ungkapkan Ini
Pertama, ASEAN yang sesuai dengan tujuan pendiriannya.
Retno mengingatkan bahwa kepentingan rakyat harus tetap jadi prioritas ASEAN.
“Karena itu, komitmen memajukan dan melindungi hak asasi manusia di Kawasan adalah suatu keniscayaan," ungkapnya.
Retno juga mendorong penguatan badan HAM ASEAN agar mampu menjawab berbagai tantangan HAM yang berkembang, termasuk isu peningkatan perdagangan manusia di kawasan.
Baca Juga : Pilkada Lawan Kotak Kosong, Kegagalan Nyaring Bunyinya
Lebih jauh, Retno juga meminta ASEAN untuk tidak berdiam diri terhadap pelanggaran HAM berat di Palestina yang telah memakan korban lebih dari 40 ribu jiwa.
Sebagai organisasi yang berlandaskan hukum, ASEAN harus terus menyuarakan pentingnya penghormatan hukum internasional secara konsisten dan mempunyai solidaritas untuk menghentikan genosida di Palestina dan memajukan proses perdamaian di Ukraina.
Kedua, ASEAN yang mampu menjawab tantangan. Dia menggarisbawahi pentingnya ASEAN mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Baca Juga : Indonesia dan Jepang Perkuat Kesepakatan Ekonomi Strategis, Tingkatkan Hubungan Ekonomi dan Perdagangan,
Visi ASEAN 2045 yang saat ini tengah disiapkan, perlu dilengkapi dengan Rencana Strategis ASEAN yang berorientasi pada aksi nyata.
Rencana Strategis ini harus dapat membantu penguatan arsitektur Kawasan sebagai pusat pertumbuhan, termasuk dengan memperkuat arsitektur kesehatan, ketahanan pangan dan energi, stabilitas keuangan, dan transformasi digital.
Ketiga, mencapai ASEAN yang hebat. Dia mengatakan, inklusifitas dan kerja sama adalah kunci utama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas Kawasan.
Baca Juga : Dump Truk Tabrak Ruko di Gunung Putri Hingga Hancur
“Karena itu, ASEAN perlu terus mengarustamakan paradigma kolaborasi dan inklusifitas ini secara lebih luas, di luar ASEAN, utamanya melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP),” ujarnya.
Tahun lalu, pada saat keketuaan Indonesia di ASEAN, telah diselenggarakan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF).
Sebagai tindak lanjut, ASEAN ABAC saat ini tengah membentuk ASEAN Indo-Pacific Business Network. Selain itu, ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) ke-2 juga akan diselenggarakan pada saat KTT di Laos Oktober mendatang.
Untuk diketahui ASEAN Day merupakan perayaan hari ulang tahun ASEAN yang diperingati setiap tanggal 8 Agustus.
Baca Juga : Dishub Bogor Bakal Terapkan Sistem Non-Tunai di Jalur Tegar Beriman
ASEAN resmi didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh lima Menteri Luar Negeri dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Comment