BOGOR, CEKLISSATU - Menanggapi fenomena sosial terkait kerentanan penyandang disabilitas terhadap resiko keselamatan serta cidera saat bencana dan sumber daya pendidikan yang terbatas, merupakan langkah penting untuk melakukan pergerakan dalam lingkup ini khususnya bagi Tim PKM TANSANA IPB.


Rasa motivasi yang tinggi dan semangat terus berkembang perlu ditanamkan sedini mungkin sejak masa pendidikan awal kepada anak-anak penyandang disabilitas agar mereka memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk selalu mempelajari hal-hal baru khususnya terkait keselamatan diri mereka saat kelak terjadi bencana.


Program yang dijuluki Tangguh Bersama Hadapi Bencana (TANSANA) merupakan bentuk respon dengan aksi nyata oleh salah satu Tim PKM PM IPB tahun 2023 yang diketuai oleh Silvia Zalda Putri. Rangkaian kegiatan yang berjalan selama rentang waktu 5 bulan sejak Juni hingga November 2023 terdiri atas berbagai kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memenuhi luaran dan capaian pembelajaran yang ditargetkan. 


Program ini dimulai dengan membangun motivasi psikologis yang kuat dengan memperkenalkan tokoh-tokoh inspiratif kepada peserta didik tuna rungu dan tuna netra. Dilanjutkan dengan pengenalan materi jenis-jenis bencana dan langkah mitigasi yang dapat dilakukan dalam mengurangi resiko keselamatan bersama SLB Cahaya Quran, Bogor.


“Hal ini menjadi urgensi yang perlu disosialisasikan lebih luas kepada berbagai pihak agar teman- teman disabilitas memperoleh sumber daya, fasilitas, serta edukasi yang lebih tepat guna dan inklusif dalam kehidupan sehari-hari”, ungkap Adlian salah satu guru di SLB Cahaya Quran. 


Beranggotakan 3 orang tim inti dan 2 relawan dari mahasiswa IPB diantaranya Muthia Zalda, Bayu Putra, Naufal Zhafran, Chandra, dan Ikhwan, tim ini telah berproses secara progresif dalam memberikan nilai-nilai edukasi bermitra dengan SLB Cahaya Quran Bogor dengan berbagai media kreatif berupa Buku Pedoman Mitra, Smart Motivational Book, Smart Disaster Book, alat tulis braille, serta pemanfaatan media audio yang dapat diakses dengan pemindaian sederhana dan video edukatif. 


Berbagai media tersebut sebagian besar disusun dan disiapkan oleh Tim TANSANA sendiri dari proses penulisan, pengeditan, hingga proses pencetakan.


Saat ini, Tim TANSANA masih terus berupaya menggali potensi kolaborasi dengan berbagai pihak yang relevan di setiap lini kebutuhan termasuk sektor pemerintahan, lembaga sosial, satuan unit karya, hingga komunitas-komunitas terkait agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan lainnya sehingga pelaksanaan program dapat berjalan lebih optimal.


Beberapa minggu kedepan tentunya kita akan menyiapkan kegiatan luar ruangan yang menjadi bagian penting dalam program ini. Anak-anak mengikuti simulasi evakuasi bencana dengan berbagai metode pendekatan agar mereka berkolaborasi dengan teman-teman mereka untuk mencapai ‘tempat aman’ dan belajar bagaimana mengatasi rintangan yang mungkin timbul.


“Kami ingin memastikan bahwa pembelajaran ini tidak hanya informatif tetapi juga mengasyikkan bagi anak-anak” kata Silvia Zalda Putri, Ketua Tim Pelaksana Program TANSANA.


“Kami melihat betapa antusiasnya mereka saat terlibat dalam permainan dan aktivitas, dan ini membuktikan bahwa belajar tentang kesiapsiagaan bencana bisa dilakukan dengan cara yang menarik.”


Orang tua dan wali murid yang menghadiri setiap sesi program tampak bangga dengan prestasi anak-anak mereka. Mereka melihat betapa anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan beradaptasi.


Dengan terlaksananya program ini, harapannya adalah bahwa anak-anak penyandang disabilitas yang telah mengikuti pelatihan ini akan menjadi agen perubahan dalam keluarga dan komunitas mereka, membantu meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana.


Sumber : Mahasiswa Fakultas Pertanian IPB