JAKARTA, CEKLISSATUPasca gempa Garut Magnitudo 6,2, masyarakat di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut, dan sekitarnya diminta mewaspadai adanya sejumlah potensi bencana. Hal itu disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkap Dwikorita di Jakarta, Minggu (28/4/2024). 

“Terutama masyarakat yang tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," tambah Dwikorita.

Dwikorita mengatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh. 

Baca Juga : Gempa Garut Magnitudo 6,2, BNPB: 110 Rumah Rusak dan 75 Kepala Keluarga Terdampak

Dan apabila terguyur hujan, air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan atau batuan menjadi longsor

“Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspasai potensi bencana ikutan tersebut,” terang Dwikorita. 

BMKG, lanjut dia, juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

Kepada masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa maka diimbau tidak menempatinya untuk sementara waktu, dan diimbau tinggal di tempat yang lebih aman (kokoh dan stabil).

Baca Juga : BPBD Jawa Barat Sebut 11 Kota/Kabupaten Terdampak Gempa Garut

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau  tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono menyatakan gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.

“Hasil analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng,” bebernya. 

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik. 

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,39° LS; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kab. Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.

"Gempa semalam adalah langsung gempa utama, kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan,” ucap Daryono. 

“Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo 3.1," tambah Daryono.