BOGOR, CEKLISSATU – DPD PAN Kabupaten Bogor dan DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor telah sepakat mengusung dan mendukung Ade Ruhandi alias Jaro Ade sebagai Calon Bupati (Cabup) Bogor di Pilkada 2024 mendatang.

Terkait keputusan tersebut, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi menilai, sebagai kesepakatan awal langkah PAN dan Golkar yang secara tegas dan lebih awal mengusung serta mendeklarasikan Jaro Ade sebagai Cabup Bogor di Pilkada 2024 merupakan langkah yang sangat tepat.

“Saya ucapkan selamat kepada Ade Ruhandi atau Jaro Ade, DPD Golkar dan DPD PAN Kabupaten Bogor telah sepakat dan mendeklarasikan mengusung Jaro Ade sebagai Cabup Bogor di Pilkada 2024. Itu adalah langkah yang sangat tepat,” ungkap Yusfitriadi kepada ceklissatu.com.

Baca Juga : PAN Kabupaten Bogor dan Golkar Sepakat Usung Jaro Ade sebagai Calon Bupati Bogor di Pilkada 2024

Yusfitriadi menyebutkan, hal itu ada dua alas an. Pertama, tahapan Pilkada 2024 beririsan dengan tahapan Pemilu 2024.

Terlebih jika pelaksanaan tahapan pungut hitung pada Pilkada 2024 dimajukan bulan September, yang awalnya menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 dilaksanakan pada November. 

Sedangkan hasil perolehan dan penetapan kursi hasil Pemilu 2024 baru ditetapkan Agustus 2024. Sehingga nyaris tidak ada waktu membangun komunikasi politik untuk kepentingan partai-partai pengusung pasangan calon kepala daerah pada Pilkada 2024

“Sedangkan syarat 20 persen kursi parleman di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk bisa mengusung pasangan calon merupakan hasil Pemilu 2024,” terang Yusfitriadi

Kedua, pemantik bagi kekuatan politik yang berkepentingan dengan calon yang akan diusung pada Pilkada 2024

Dengan membangun komunikasi politik apalagi diformalkan dalam bentuk deklarasi tertulis mengusung Calon Bupati Kabupaten Bogor, akan menjadi pemantik baik bagi kekuatan politik elit maupun kekuatan politik di tingkat lokal. 

“Namun, walaupun mempunyai beberapa nilai strategis, harus pula diperhitungkan dan diantisipasi berbagai hal yang bisa jadi memunculkan berbagai kerugian, khususnya bagi calon yang diusung sejak dini,” tuturnya. 

Yusfitriadi melanjutkan, di antara nilai yang tidak strategisnya yaitu Pertama, Perolehan Suara dan Kursi PAN pada Pemilu 2024. 

PAN diprediksi oleh berbagai lembaga survei, pada pemilu 2024 akan menempati posisi partai menengah, bahkan di Kabupaten Bogor cenderung partai menengah ke bawah dalam raihan suara dan kursi pada Pemilu 2024. 

“Padahal kita semua tahu bahwa ketika PAN mendeklarasikan Jaro Ade secara dini, salah satu maksudnya adalah berharap PAN bisa mendorong kadernya menjadi wakilnya Jaro Ade,” ucapnya. 

Sehingga dengan prediksi raihan suara PAN pada Pemilu 2024 diprediksi sebagai partai menengah ke bawah akan sangat merugikan Jaro Ade

Kedua kata Yustfitriadi, stigma mengunci. Akan muncul stigma "mengunci" bagi aktor-aktor politik di tingkat lokal, yang sebetulnya berkeinginan juga mengusung Jaro Ade sebagai Cabup Bogor pada Pilkada 2024

Ketiga, Menjadi Sasaran Tembak di Awal. Tentu saja dalam dinamika politik yang namanya kawan dan lawan selalu mengiringi dialektikanya. 

“Dengan adanya deklarasi sejak dini PAN dan Golkar dalam mengusung Jaro Ade sebagai Cabup Bogor akan menjadi sasaran tembak bagi lawan-lawan politik Jaro Ade,” ujar Yusfitriadi

Ia mengatakan, yang Keempat adalah Pemilu 2024 terlebih dahulu. Akan banyak pandangan bahwa Jaro Ade ‘kegenitan’. Karena di tengah semua kekuatan politik di seantero negeri sedang berdinamika dan berdialektika secara ‘panas’ dalam proses Pemilu 2024, ini malah sudah ngurusin Pilkada 2024

“Padahal semua partai politik di semua tingkatan sedang berjibaku memenangkan pasangan calon presiden masing-masing, dan berusaha mendongkrak tingkat elektabilitas masing-masing partai politik,” ucapnya. 

Namun demikian, Yusfitriadi mengaku, hanya sebatas menganalisis dan mengingatkan. Tentunya baik Golkar, PAN maupun Jaro Ade sudah mengkalkulasi secara matang dan konprehensif terkait deklarasi ini. 

“Karena pada akhirnya keputusan final untuk mendaftar ke KPU sebagai pasangan Cabup Bogor sangat dipengaruhi oleh dua hal. Raihan suara dan kursi pada Pemilu 2024, serta rekomendasi pasangan calon dari DPP partai pengusung,” pungkasnya.