BOGOR, CEKLISSATU – Memasuki 100 hari pertama kerja DPRD Kabupaten Bogor, Institut Teknologi dan Bisnis Visi Nusantara (ITB Vinus) Bogor menggelar diskusi media, mengangkat tema Akademisi Mengawal 100 Hari Kinerja DPRD Kabupaten Bogor, di Aula Kampus ITB Vinus Bogor, Jalan Raya Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Kamis (5/9/2024).

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Ketua Sementara DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, Rektor ITB Vinus Bogor, Zaedi Basiturrozak, Rektor IUQI Bogor, Saiful Falah, Rektor Institut Tazkia, Ardhariksa Zukhruf, Dewan Redaksi Radar Bogor, Andi Ahmadi dan Ketua Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi.

“Kenapa perlu dikawal? Karena 100 hari kinerja DPRD Kabupaten Bogor berbarengan dengan momentum politik Pilkada 2024. Dan 50 persen lebih anggota DPRD adalah orang baru,” ungkap Ketua Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi kepada ceklissatu.com.

Baca Juga : Rudy Susmanto Pastikan DPRD 2024-2029 Bekerja Optimal dan Maksimal Layani Masyarakat Kabupaten Bogor

Selain itu Yusfitriadi menilai, satu periode pemerintahan Kabupaten Bogor tidak menghadirkan leadership, sehingga banyak masalah. Performa awal harus yang mampu mengembalikan kepercayaan publik.

“Kondisi politik secara nasional yang mengalami disruptif. Publik butuh kepastian kinerja, kenyamanan, dan keamanan,” ucap Yusfitriadi.

Yusfitriadi mengatakan, guna mengatasi sejumlah persoalan tersebut, maka dibutuhkan berbagai solusi.

Di antaranya, menguatkan peran kelembagaan legislatif. Kemudian penguatan kapasitas anggota DPRD. Perlu pengawalan ketat dari berbagai pihak, termasuk civitas akademika.

“Kemudian laporan berkala kepada publik terkait kinerja DPRD 100 hari ke depan. Serta membangun komunikasi produktif dengan stakeholder publik, termasuk Lembaga Pendidikan,” terang Yusfitriadi.

Selanjutnya, adanya fakta integritas untuk terhindar dari perilaku KKN. Menunjukan ketaatan terhadap hukum, etika, dan moral. Kemudian prinsip penegakan aturan dan pengawasan internal.

“Lalu memahami nomenklatur POKIR, bukan hanya sekedar proyek yang jelas BIN-nya. Serta studi banding yang efektif, efisien, produktif, dan solutif,” pungkas Yusfitriadi.