Ceklissatu.com - Setelah mencoba ke luar dari kemelut pandemi Covid-19 selama kurang lebih 20 bulan yang penuh kegelisahan, tampaknya masyarakat Indonesia harus kembali lagi kuat menghadapi ujian. Bukan perkara mudah dan kecil, ujian ini bisa mengancam masa depan bangaa Indonesia. Ada banyak tunas bangsa harus harus meregang nyama dan banyak orang tua menyibak air mata karena ditinggal pergi para buah hatinya. 

Kegagalan ginjal pada tunas bangsa yang harus menyebabkan kematian membuat semua mata tertuju pada satu titik, obat. Obat yang diharapkan dapat menjadi senjata mujarab dari kondisi anak-anak yang terserang penyakit di tengah kondisi cuaca ekstrem ini justru berbalik. 

Pemerintah memang tidak tinggal diam, seketika kasus kematian yang disebabkan oleh obat untuk anak-anak naik, beberapa merek langsung ditarik dari peredaran. Meskipun sudah menurunkan kecemasan, namun banyak orang tua lainnya bertanya, kami bisa apa? 

Bagaimana tidak, kondisi buah hati yang bisa turun karena cuaca ekstrem justru tidak mendapatkan obat mujarab dan justru malah membawa malapetakan. 

Padahal, obat yang beredar sudah melalui proses panjang dari mulai uji penelitian di lab, kontrol kualitas bahkan uji dari BPPOM yang punya kewenangan menguji dan menolak. 

Lalu siapa yang salah? 

Siapa yang lengah?

Masyarakat kembali diuji dan seolah harus terus diuji. Padahal, kita sama-sama tahu bahwa kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ada di tangan pemerintah.

Penulis:
Pimpinan Redaksi Ceklissatu.com
Suhairil Anwar