BOGOR, CEKLISSATU - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Rena Da Frina dan Teddy Rustandi, menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bogor, salah satunya dengan peningkatan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) minimal dua kali lipat yang akan bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APDD) Kota Bogor.

Dalam pertemuan dengan jajaran pengurus dan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bogor di Gedung PGRI, Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Jum’at (20/9/24), pasangan Rena dan Teddy atau yang dikenal dengan istilah Ready itu menyampaikan visi dan misinya yang berfokus pada kesejahteraan guru dan akses pendidikan yang lebih baik.

Ketua PGRI Kota Bogor, Ade Sutisna, mengungkapkan harapannya agar kesejahteraan guru dapat meningkat. Hal senada juga diungkap Ketua Dewan Pembina PGRI Kota Bogor, Ade Syarif. Menurutnya, pemimpin Kota Bogor mendatang harus punya komitmen yang serius terhadap dunia Pendidikan.

Baca Juga : Pj Gubernur Jabar Bantah Isu Soal Pergantian Pj Wali Kota Bandung

"Saya secara pribadi kagum dengan kinerja Ibu Rena sejak beliau masih menjabat sebagai Lurah Sempur, Lurah Babakan Pasar, lalu Camat Bogor Utara, sampai ke Kepala Dinas PUPR Kota Bogor. Pemimpin harus amanah dan berkomitmen pada dunia pendidikan," tutur Ade Syarif yang juga mantan Sekda Kota Bogor itu.

Rena Da Frina mengatakan, dirinya sudah mewakafkan diri untuk kemaslahatan masyarakat, bahkan berani menanggalkan karirnya sebagai ASN untuk maju di kontestasi Pilkada Kota Bogor tahun 2024. Ia menggarisbawahi tiga prioritas utama jika diberikan amanah menjadi orang nomor satu di Kota Bogor, yakni kemudahan akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. "Kami butuh bantuan dari masyarakat untuk mewujudkan visi ini," ujar Rena.

Salah satu poin penting dalam rancangan Rena adalah meningkatkan fasilitas pendidikan, termasuk bagi siswa berkebutuhan khusus. "Kebutuhan sekolah terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah murid. Kami juga akan mengajukan penambahan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBD minimal dua kali lipat," tambahnya.

Rena juga menekankan pentingnya penambahan jumlah guru ASN. Saat ini, Kota Bogor membutuhkan 4.000 hingga 5.000 guru. Jangan sampai jumlah guru honorer lebih banyak dari guru ASN. Karenanya, jika terpilih, Rena akan mendesak pemerintah pusat untuk penambahan guru ASN di Kota Bogor. Dirinya pun menyatakan bahwa kesejahteraan guru harus menjadi prioritas, karena generasi emas hanya bisa dihasilkan jika guru-guru sejahtera.

Rena yang juga mantan Kepala Dinas PUPR Kota Bogor itu tentunya mengerti betul mengenai masalah sekolah rusak atau kurangnya sarana dan prasarana sekolah. Ia berjanji akan memangkas birokrasi untuk mempermudah sekolah dalam mengajukan perbaikan gedung sekolah atau ruang kelas.

“Tidak perlu lagi menunggu lama, sampai ada tahun anggaran baru atau lain sebagainya. Setiap ada kebutuhan perbaikan sekolah, kami akan langsung akomodir tanpa perlu birokrasi yang panjang dan waktu yang lama,” janji Rena seraya meminta restu dan dukungan dari kaum guru Kota Bogor. 

Lebih menarik lagi, Rena pun menjanjikan jika terpilih, ia akan membebaskan permasalahan ijazah siswa yang ditahan sekolah karena tak mampu membayar uang sekolah. “Jangan ada lagi ijazah siswa yang ditahan pihak sekolah,” tegas Ren.

Sementara itu, Teddy Rustandi, mengatakan bahwa dirinya sangat konsen pada dunia guru dan pendidikan, karena almarhumah ibunya juga merupakan seorang guru. Ia menyoroti masalah kekurangan sekolah. 

Ia menyebut, data tahun 2024 terdapat 17 ribu lulusan SD yang akan melanjutkan jenjang SMP. Sedangkan kuota siswa SMP negeri hanya 15 ribu. Sehingga ada 2 ribuan siswa SD yang tidak mendapatkan bangku di SMP negeri.

“Kita secara tegas akan menambah jumlah SMP negeri di Kota Bogor, agar lulusan SD kita bisa terakomodir di SMP negeri,” pungkas Teddy.