JAKARTA, CEKLISSATU - Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, menyempatkan mengunjungi OKANA, Organisasi Yunani yang bertugas menanggulangi permasalahan Narkoba di negaranya, Jumat 25 Agustus 2023 waktu setempat. 


Kedatangannya disambut oleh Athanasios Theocharis (President of OKANA- Greek Organization Against Drugs) yang juga selaku anggota National Drug Control Planning and Coordinating Committee.


Delegasi Indonesia melakukan kunjungan ke Pusat Rehabilitasi OKANA yang menyediakan layanan rawat inap bagi pecandu narkoba serta didukung oleh profesional multi disiplin. Modalitas terapi yang digunakan sesuai dengan hasil asemen, dapat berupa Motivational Interviewing, Motivational Enhancement Therapy, Cognitive Behavior Therapy, dan Program Pencegahan Kekambuhan.


Akhir kunjungannya, BNN RI dan pihak OKANA sepakat untuk melanjutkan kerjasamanya dengan Indonesia dalam bentuk pertukaran informasi terutama dalam bidang pelayanan pecandu Narkotika.

Dalam siaran persnya, Kepala BNN RI ke OKANA, didampingi oleh Wakil Menteri Kesehatan Yunani, Dubes RI untuk Republik Yunani, Y.M. Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan, Anggota Kelompok Ahli BNN RI bidang kerja sama internasional, Ambassador Harry James Kandou; Direktur PLRKM BNN, dr. Amrita Devi dan Direktur Intelijen BNN, Brigjen Pol. Ruddi Setiawan.


OKANA merupakan organisasi penanggulangan narkoba di Yunani yang berdiri sejak tahun 1995. Namun baru di tahun 2002, Organisasi pelayanan publik terbesar milik pemerintah Yunani tersebut baru memberikan pelayanan pencegahan dan rehabilitasi Narkoba. Kemudian di tahun 2020, OKANA mulai mengembangkan layanan adiksi dan perilaku adiktif terhadap pecandu alkohol, judi, hingga orang yang ketergantungan pada game atau internet. 


OKANA memiliki empat pilar dalam upaya pemberantasan narkoba di Yunani, yakni Pencegahan, Harm Reduction, Terapi, dan Reintegrasi Sosial. Memiliki 1.439 pegawai yang tersebar di 80 fasilitas rehabilitasi yang menyediakan layanan terapi substitusi, 75 sentra pencegahan,  26 Harm Reduction direct access program dan 11 lokasi program reintegrasi sosial.