BOGOR, CEKLISSATU  - Dalam upaya mendukung pengembangan agribisnis di Indonesia dan menyediakan sumber protein alternatif untuk Program Makanan Bergizi Gratis Nasional, PT. Sukaharja Quail Indonesia, Asosiasi Puyuh Indonesia, dan Quail Innovation Center (QIC) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor (STP) menyelenggarakan Workshop Beternak Puyuh: Peluang dan Tantangannya.

Kegiatan yang berlangsung di Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor, Jalan Yasmin Raya No. 16 A, Kota Bogor diikuti peserta dari peternak, pengusaha, akademisi, pelaku UMKM hingga pengusaha di sektor Horeka (Hotel, Restoran, Katering).

Adapun workshop digelar dengan tujuan untuk memberikan wawasan tentang “Opportunity Economy” dalam beternak puyuh, sebuah konsep yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja, dorongan terhadap inovasi, dan pendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ketua Asosiasi Puyuh Indonesia sekaligus Direktur Utama PT Sukaharja Quail Indonesia. Dalam sesi berjudul "Strategi Sukses Beternak Puyuh", Slamet Wuryadi menggarisbawahi pentingnya efisiensi manajemen dalam peternakan puyuh untuk memastikan keberhasilan dan keuntungan usaha.

"Beternak puyuh memiliki potensi besar, terutama jika kita mampu mengelola aspek-aspek penting seperti pakan, suhu, dan kesehatan puyuh dengan baik. Usaha ini bisa sangat menguntungkan jika dikelola dengan benar," ucapnya pada Sabtu, 14 September 2024.

Senada, Guru Besar IPB University, Prof. Erliza Hambali membahas "Peluang Investasi di Sukaharja Smart Quail Farm." Ia menjelaskan bahwa industri puyuh kini semakin maju dengan teknologi peternakan canggih yang memungkinkan peningkatan efisiensi dan hasil produksi.

"Smart Quail Farm menawarkan inovasi manajemen berbasis teknologi yang dapat meningkatkan hasil ternak serta memberikan peluang investasi yang menjanjikan," jelas Prof. Erliza.

Workshop ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi produk olahan puyuh. Saleha, chef dan dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor, membahas topik "Diversifikasi Produk Olahan Puyuh untuk Program Makanan Bergizi Gratis," menjelaskan bahwa olahan daging dan telur puyuh kaya nutrisi dan dapat menjadi bagian penting dari program makanan bergizi.

"Daging dan telur puyuh mengandung nutrisi tinggi, seperti protein, zat besi, dan vitamin B12. Produk olahan ini bisa menjadi alternatif sehat dalam program makanan bergizi," ujar Saleha.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai potensi beternak puyuh dan peluang pengembangan industri puyuh di Indonesia. Selain itu, acara ini bertujuan untuk memotivasi para pengusaha dan peternak untuk berinovasi.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor kembali menegaskan perannya dalam memberikan edukasi dan membuka peluang usaha baru di sektor peternakan, khususnya dalam budidaya puyuh yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi lokal.

Beternak dan mengolah puyuh di Indonesia memiliki keunggulan lokal dengan TKDN hampir 100%, mencakup berbagai aspek seperti penyediaan grand parent stock (GPS), teknologi breeding, budidaya, pakan, kandang, dan manajemen bisnis yang dikembangkan oleh putra-putri Indonesia.

Telur dan daging puyuh merupakan sumber protein yang bermanfaat untuk anak-anak dan ibu hamil. Bagi mereka yang alergi terhadap telur ayam atau ikan, puyuh bisa menjadi alternatif. Produk olahan puyuh juga dapat disajikan dengan cara yang menarik, seperti ekado atau takoyaki.

Quail Innovation Center (QIC) yang terletak di Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor akan menjadi pusat informasi dan inovasi tentang budidaya puyuh dari hulu ke hilir, terbuka untuk masyarakat lokal dan internasional, serta mendukung pengembangan bisnis puyuh secara berkelanjutan.