BANDUNG, CEKLISSATU - Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengeluarkan surat edaran bagi 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi Megathrust Selat Sunda

Surat edaran tersebut dibuat awal September tertuang dalam nomor 128/PB.01.03/BPBD tentang meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan gempa bumi Megathrust Selat Sunda.

Seperti dilihat pada surat edaran tersebut, surat edaran merespons informasi dari BMKG tentang kesiapsiagaan beberapa wilayah di zona Megathrust, yang berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami. 

Baca Juga : Cukup Tunjukan Kartu BPJS Kesehatan, Masuk The Jungle Waterpark Dapat Diskon

Serta menindaklanjuti surat deputi bidang pencegahan BNPB tentang langkah-langkah kesiapsiagaan gempa bumi Megathrust.

Bey menyebut, hasil kajian para ahli zona Megathrust Selat Sunda merupakan potensi, bukan prediksi. “Sehingga kapan waktu terjadi gempa bumi tidak ada yang tahu,” kata Bey, Selasa 10 September 2024.

“Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi secara akurat dan tepat serta kapan akan terjadi,” tambahnya.

Baca Juga : Atang - Annida Perjuangkan PPDB Sistem Zonasi Dihapus

Oleh karena itu, kata Bey, diperlukan kesiapsiagaan yang terus menerus, baik mitigasi struktural maupun non struktrural dengan membangun bangunan aman gempa

Selain itu, tambah dia, juga merencanakan tata ruang pantai aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat dalam aksi dini untuk selamat jika gempa bumi dan tsunami terjadi.

Baca Juga : Masuk Tahap Penelitian Dokumen Perbaikan Bapaslon Pilgub, KPU DKI Jakarta Bilang Begini

"Mengintruksikan seluruh instansi di wilayah dan masyarakat untuk meningkatkan mitigasi non struktural sehingga lebih siap dan antisipasif terhadap kemungkinan terjadinya bencana akibat seismic gap di wilayah zona Megathrust Pantai Selatan Jawa Barat," ujar Bey.

Bey melanjutkan, meningkatkan mitigasi struktural mulai dari menyediakan papan informasi, rambu bahaya tanda evakuasi, tempat evakuasi sementara dan evakuasi akhir. 

Serta membangun early warning system seperti kentongan, speaker masjid, alarm dan lainnya berbasis kearifan lokal masyarakat.

Baca Juga : Belum Ada Pemberitahuan, Kades Cimande Hilir Hentikan Pengerjaan Proyek Drainase

Pengecekan kembali alat peringatan dini dan sister komunikasi kebencanaan, memastikan tempat evakuasi dan ketersediaan papan informasi, rambu rambu dan jalur evakuasi.

"Edukasi, sosialisasi dan literasi kepada masyarakat serta melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami," kata Bey.

Bey mengatakan, meningkatkan kesiapan mekanisme kedaruratan serta melakukan simulasi rencana kontijensi menghadapi ancaman bencana dan melibatkan seluruh stakeholder.

Baca Juga : Disbudpar Apresiasi Desa Wisata Edukasi Ciderum 

“Koordinasi dengan BMKG juga terus dilakukan terkait Megathrust,” kata dia.