BOGOR, CEKLISSATU - Sebanyak 200 gelandangan dan pengemis terjaring Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor. Jumlah tersebut tercatat dalam waktu dua bulan terakhir yang mengalami kenaikan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor Dody Wahyudin mengatakan 200 gelandangan dan pengemis itu terjaring pada September dan Oktober 2023. Dimana, jumlahnya meningkat dibanding bulan Juni-Agustus 2023.

"Bulan September sampai Oktober ini naik," ujar Dody dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).

Dody menyebut, ada banyak faktor menyebabkan meningkatnya jumlah tersebut. Diantaranya, tidak mampu bekerja, tidak punya modal usaha dan keterampilan, tidak memiliki pilihan lain bahkan lebih suka menjadi gelandangan atau pengemis.

Baca Juga : Pemkab Bogor Siapkan Asuransi untuk Petani yang Mengalami Gagal Panen di Wilayahnya 

"Masyarakat sekarang tahu PMKS di kota Bogor dilayani kesejahteraan sosialnya. Jadi ada beberapa dibuang dari daerah lain ke Kota Bogor. Sebagian besar gelandangan dan pengemis berasal dari Kabupaten Bogor dan Sukabumi," terangnya.

Dinsos Kota Bogor, lanjut Dody, memiliki beberapa pengananan yang dilakukan. Seperti dikembalikan ke keluarganya atau dititipkan ke panti milik pemerintah.

"Langkah kedua menawarkan para pelaku usia sekitar 18 hingga 30 tahun, untuk mengikuti pelatihan. Sehingga keterampilan dari gelandangan dan pengemis itu bisa diasah, lalu bekerja sama dengan Sentra Terpadu Inter Suweno milik Kementerian Sosial dan Dinsos Provinsi Jawa Barat," tuturnya.

Sedangkan, bagi yang terindikasi mengalami gangguan jiwa dibawa ke RS Marzoeki Mahdi. Di sana, akan mendapatkan perawatan beberapa waktu.

"Biasanya di rumah sakit antara 12 hingga 22 hari, tergantung kepada tingkat sakitnya. Ada yang ringan, sedang. Kalau sudah sembuh ya secepatnya langsung dipulangkan. Jadi yang terindikasi ODGJ baru kita bawa (ke rumah sakit)," tandasnya.