JAKARTA, CEKLISSATUUNESCO mencatat ada 143 bahasa daerah di indonesia berdasarkan status vitalitas atau daya hidup bahasa, dan beberapa bahasa daerah ada yang terancam punah.

Di sejumlah daerah di Nusantara, bahasa Indonesia hanya dipakai sebagai sarana pendukung sastra dan budaya daerah atau masyarakat etnik.

Bahasa Indonesia tentu sangat penting untuk kelangsungan dan pemersatu bangsa ini.

Namun, keberadaan bahasa daerah juga perlu dilestarikan karena menjadi salah satu bagian dari kebudayaan/adat istiadat.

Baca Juga : Tingkatkan Kesadaran Berkomunikasi di Dunia Digital, Pentingnya Berbahasa yang Baik dan Beretika

Oleh sebab itu kita perlu kreatif untuk mempromosikan budaya dengan membuat konten kreatif dan memanfaatkan teknologi komunikasi, kolaborasi budaya, menggelar acara penting di lokasi budaya bahkan mengikuti acara kesenian di luar negeri.

Eksistensi bahasa Indonesia di luar negeri dapat dikatakan cukup eksis. Hingga saat ini telah tercatat 45 negara di dunia mempelajari bahasa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan.

“Jangan takut dan jangan malu untuk terus perbayak konten dengan menggunakan Bahasa dan budaya lokal karna itu akan menjadi ke originalitasn sebuah konten yang nantinya dan sudah terbukti dinikmani banyak orang,” ujar Direktur Utama PT. Surabaya Media Tama, Suparno dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Belajar Bahasa dan Budaya Daerah Secara Virtual, Sabtu 28 Mei 2023.

Sementara itu Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media Sekolah Vokasi IPB, Willy Bachtiar menjelaskan bahwa budaya Indonesia menjadi penting karena terkikisnya karakter, fenomena kemerosotan moral pada remaja, memudarnya nilai luhur seperti tatakrama, kesopanan dan keramahtamahan sebagai bangsa timur yang disebabkan oleh adanya teknologi.

Budaya sebagai identitas bangsa merupakan karateristik agar suatu bangsa dapat dibedakan dengan bangsa lainnya. Akan tetapi kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mempercepat proses globalisasi ini,” kata Willy.

Selanjutnya Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan memaparkan bahwa nilai-nilai budaya secara sporadic sering terungkap pada tingkat leksikal. Misalnya, konsep dalam bahasa Jawa yang membagi bahasanya menjadi beberapa tingkatan. Artinya, hal tersebut menyiratkan nilai kesantunan dari bahasa. Dari sini dapat terlihat dengan jelas bahwa adanya budaya akan mempengaruhi perkembangan bahasa.

Budaya dan bahasa ini seterusnya akan menyatu dengan perkembangan teknologi sehingga pembelajarannya akan lebih efisien dan efektif,” ujar Krisantus.

Terakhir, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini semakin mempertegas era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” tutup dia.